Rabu, 20 Juni 2007

Hero in The Office


Jarum jam belum lagi menunjukkan pukul Delapan. Lantai kantor mengkilat harum usai disapu dan dipel. Meja yang berantakan saat ditinggalkan penggunanya, sudah rapi pula, plus segelas teh hangat di atasnya. Koran pagi yang dilemparkan serampangan ke halaman kantor oleh loper yang kabur begitu saja juga telah ter-streples, tersedia di meja meeting, siap untuk dibaca atau sekadar dilirik oleh para "pemilik meja".

Barulah kemudian ia mandi, merapikan diri sebentar di kamarnya yang terletak di loteng bagian belakang kantor, berkaca secukupnya di cermin, yang telah pecah membentuk segitiga tak sama sisi, yang lebarnya tak lebih besar dibanding kalender meja. Nah, siap sudah! Kembali ke ruang kantor. Membuka-buka koran di meja meeting, menandai berita yang perlu dipotong untuk dikliping, cukup melihat judulnya tanpa harus membaca seluruh berita. Selanjutnya melihat-lihat berbagai macam iklan handphone sambil sesekali meminta komentar dari orang-orang yang ada di sekitarnya.

Bergerak ke depan, membantu Adminkeu memasukkan beberapa kertas dokument ke folder yang beberapa telah diberinya label. Salah satunya dituliskanya TEATER, yang seharusnya TA dan TAR (travel advance dan travel advance report). Saat diberitahu tulisan itu salah, dia cuma tertawa ngakak, kelihatannya sih, tetap nggak paham juga. Nggak masalah, yang penting staff lain paham bila ingin mencari dokument itu. Disela-sela membantu merapikan file, ia harus keluar kantor mulai dari keperluan photocopy, membeli alat tulis kantor yang habis, air mineral, kopi, gula, dan mie instant. Tentunya tidak setiap hari.

Yang nyaris setiap hari, adalah membelikan nasi bungkus bagi para staff kantor yang enggan makan keluar. Ini sebetulnya tidak termasuk dalam jobdiscnya, namun ia melakukannya dengan senang hati. Syaratnya, jangan pernah pesan yang neko-neko, bila 4 orang pesan makanan yang berbeda, maka saat pesanan datang ya, semuanya telah menjadi seragam, sama semua. Tidak apa-apa, semua staff mafhum, dia cuma tertawa, sambil bilang bingung mas! Maka dibuatlah SOP pemesanan : 1. Jangan pernah pesan makan yang macam-macam, beda-beda. 2. Bawakan catatan tertulis biar tidak salah pesan. 3. Harap maklum bila pesanan tetap saja salah, tak sesuai yang dinginkan. 4. Makanlah bersama. Walaupun tak pernah meminta, dia mendapatkan bonus makan siang dengan nasi bungkus yang sama. Semuanya guyub. Horeee!!!

Bila mengantuk, ia akan ke belakang, naik ke kamarnya yang ada di loteng untuk tidur siang. No problem, selama memang tidak ada kerjaan yang harus diselesaikan.

Jarum jam mendekati angka lima. Para saff ”pemilik meja” berkemas, bila sempat meja dirapikan sendiri sebelum pulang, tapi bila tak sempat, ya langsung aja kabur. Dijamin, besok pagi, telah rapi kembali. Tak ada yang tercecer atau hilang. Jam lima lebih ia mandi, pagar kantor ditutup ia kunci dari dalam.

Tak peduli siapapun presidennya, ia adalah The riel hero in my office. Terima kasih untuk Ondi, sobat dari mu, aku belajar soal kesederhanaan, keceriaan dan ketulusan

Semarang, 21 Juni 2007